BK
Idea
Unknown
Asal-usul Ninja




Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja. Seni nonuse atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam adalah suatu praktek keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.

Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain dalam usahanya menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Pada abad ke-16 ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan itelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Dalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi falsafah bushido, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.







Namun ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari cina ke jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya dinasti tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke jepang.sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit dan biksu. Mereka menetap di propinsi Iga, di tengah pulau honsu. Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko, Ikai Cho Busho membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama ninjutsu.
Bela diri Ninjutsu
Gerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, rolling dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya. Namun, dalam prakteknya ninja menghindari kontak langsung dengan lawannya, oleh karena itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan. Berbeda dengan seni beladiri lain. Ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain ninja harus menerapkan “berperilaku kejam dan licik” saat menggunakan jurus untuk menghadapi lawan. Disisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu.
Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu). Pada aliran togaku ryu dikenal adanya energi yang disebut kuji kiri. Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat menghancurkan, namun disisi lain jika digunakan untuk olah pikir dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.

Ninjutsu akan sia-sia jika ninja tidak memiliki mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai kuji-in, yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan di ambil dari praktek pada massa awal penyebaran agama budha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian.


SIMBOL NINJA


Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh), jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.

Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Sejak ninja dinyatakan terlarang oleh shogun tokugawa pada abad 17. pada tahun 1950 larangan tersebut dicabut oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1960 televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsume,.yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke amerika oleh stephen k. hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.
Peralatan Ninja

Ninja diharuskan untuk bisa bertahan hidup di tengah alam, karena itu mereka menjadi terlatih secara alamiah untuk mampu membedakan tumbuhan yang bisa dimakan, tumbuhan racun, dan tumbuhan obat. Mereka memiliki metode cerdik untuk mengetahui waktu dan mata angin. Ninja menggunakan bintang sebagai alat navigasi mereka ketika menjalankan misi di malam hari.mereka juga mahir memasang perangkap, memasak hewan, membangun tempat berlindung, menemukan air dan membuat api.

Ninja memakai baju yang menutup tubuh mereka kecuali telapak tangan dan seputar mata. Baju ninja ini disebut shinobi shozoko. shinobi shozoko memiliki 3 warna. Baju warna hitam biasanya dipakai ketika melakukan misi di malam hari dan bisa juga sebagai tanda kematian yang nyata bagi sang target. Warna putih digunakan untuk misi di hari bersalju. Warna hijau sebagai kamuflase agar mereka tidak terlihat dalam lingkungan hutan.

Shinobi shozoko memiliki banyak kantong di dalam dan luarnya. Kantong ini digunakan untuk menyimpan peralatan kecil dan senjata yang mereka butuhkan, seperti racun, shuriken, pisau, bom asap dan lain-lain. Ninja juga membawa kotak P3K kecil tradisional, yang diisi dengan cairan dan minuman. Ninja juga memakai tabi yang mirip sepatu boot. Celah yang memisahkan jempol kaki dengan jari lainnya memudahkan ninja saat memanjat tali atau dinding.
Ninja wanita atau kunoichi yang biasanya bekerja dengan menggunakan kefemininan mereka ketika melakukan pendekatan pada sang target menggunakan manipulasi kejiwaan dan perang batin sebagai senjata mereka. mereka bisa mendekati target dan membunuhnya tanpa jejak. Kunoichi memiliki misi yang berbeda dengan ninja laki-laki. Mereka lebih sering dekat dengan target, sehingga mereka juga lebih sering menggunakan senjata jarak dekat seperti metsubishi, racun, golok, tali, dan tessen. Selain itu senjata-senjata tersebut juga praktis dibawa tanpa kelihatan.

Ninja memiliki senjata dalam berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Selain senjata standar seperti pedang, naginata, panah, dan pisau, ada pula tessen (kipas yang bila dikibaskan keluar racun), shobo, kyoketsu shogei, neko te, dan lain-lain. Peralatan canggih ninja lainnya adalah kaginawa(jangkar bertali) untuk memanjat dinding, ashiaro untuk membuat jejak kaki palsu agar tidak terlacak saat menjalankan misi, metsubishi(cangkang telur yang diisi dengan pasir dan serbuk logam, biasanya juga kotoran tikus) yang berfungsi untuk membutakan lawan.
Pelatihan
Pada saat anak-anak ninja telah dilatih untuk waspada dan dididik dalam kerahasiaan dan tradisi ilmu mereka. Pada umur 5-6 tahun mereka diperkenalkan dengan permainan ketangkasan dan keseimbangan tubuh. Anak-anak disuruh berjalan diatas papan titian yang sangat keci, mendaki papan yang terjal, dan melompati semak-semak yang berduri. Pada umur 9 tahun mereka dilatih untuk kelenturan otot. Anak-anak berlatih berguling dan meloncat. Setelah itu anak-anak diajarkan teknik memukul dan menendang pada target jerami yang di ikat. Setelah itu pelatihan meningkat ke seni bela diri tanpa senjata dan setelahnya dasar-dasar menggunakan pedang dan tongkat.
Pada masa remaja mereka diajari cara menggunakan senjata khusus. Melempar pisau, penyembunyian senjata, teknik tali, berenang, taktik bawah air, dan teknik menggunakan alam untuk mendapat informasai atau untuk menyembunyikan diri. Waktu mereka dihabiskan dalam ruang tertutup atau bergelantungan di pohon untuk membangun kesabaran, daya tahan, dan stamina. Terdapat pula latihan gerak tanpa suara dan lari jarak jauh. Mereka juga diajarkan teknik melompat dari pohon ke pohon atau atap ke atap.
Pada masa akir remaja ninja belajar menjadi aktor dan psikologi melalui tingkah laku mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai mengerti cara bekerja jiwa manusia, menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan mereka. Mereka juga belajar membuat obat-obatan, mendapatkan jalan masuk rahasia ke dalam sebuah bangunan, cara memanjat dinding, melewati atap, mencuri di bawah rantai, mengikat musuh, cara kabur, dan menggambar peta, rute, petunjuk jalan, serta wajah.

Ada 18 tingkat ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlian yang dimiliki oleh ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini. Selebihnya di luar keterampilan fisik dan penguasaan jiwa, para pendekar ini harus mempelajari latihan batin. Setelah menguasai level ini, ninja bisa sangat ahli dan bahkn dianggap sebagai orang bijak atu dukun, karena kemampuannya menyatu dengan alam dan siklus di sekitarnya. Delapan belas keahlian tersebut adalah:

1. seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa)
ninja aliran tokakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.
2. tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong)
paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan
3. ninja ken (pedang ninja)
pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.
4. bo jutsu (jurus tongkat dan bilah)
ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan tongkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.
5. shuriken jutsu (senjata lempar)
ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.
6. yari jutsu(jurus tombak)
tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.
7. naginata jutsu(jurus pedang bertongkat)
pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.
8. kusari gama (jurus rantai dan bandul)
berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoketsu yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.
9. henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur)
ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.
10. Shinobi ini (ilmu mengintai dan menyusup)
ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.
11. ba jutsu
seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.
12. sui ren (ilmu tempur dalam air)
meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.
13. bo ryaku (ilmu strategi)
ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.
14. cho ho (ilmu spionase)
ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang digunakan sebagai mata-mata.
15. inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang)
ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.
16. ten mon (meteorologi)
memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.
17. chi mon (geografi)
teknik pemanfaatan lahan.



Filosofi Ninja
Filosofi ninja adalah meraih hasil maksimal dengan tenaga minimum. Muslihat dan taktik lebih sering dilakukan daripada konfrontasi langsung.
Ninja tidak memiliki status mulia seperti samurai, sehingga ninja bebas melakukan apapun untuk mengatasi masalah, tanpa terikat oleh nama baik keluarga dan kehormatan.
BK
Idea
Unknown
Haloo. nama : Syahrul Anwar. asal kutai kartanegara.
kalimantan timur atau yang di kenal dengan nama borneo.
dengan ini blog ini saya sebagai penulis ingin mengisahkan asal Tenggarong dan raja pertama kutai kartanegara, dan pesta adat yang terkenal Erau. ini berasal dari cerita rakyat pada abad ke 13 M. berawal dari seorang anak laki-laki yg bernama Aji Batar Agung Dewa Sakti. sesorang dari keterunan dewa yang memiliki wajah yang tampan rupwan, cerdas. dia tumbuh di lingkup suku Tenggarong Kutai.

About Indonesia variety of culture. Local Legend in east Kalimantan or Borneo in Kutai Kartanegara about a man AJI BATARA SAKTI


FESTIVAL ERAU SEBAGAI PESTA BUDAYA YANG FENOMENAL

Pada masa kerajaan Kutai Kartanegara, Erau diselenggarakan oleh kerabat istana dengan mengundang pemuka masyarakat yang setia kepada raja. Waktu penyelenggaraan Festival Erau tergantung pada kemampuan kerajaan, minimal tujuh (7) hari delapan (8) malam dan maksimal empat puluh (40) hari empat puluh (40) malam. Namun, sejak masa kerajaan Kutai Kartanegara berakhir tahun I960, pelaksanaan Erau sempat mandek selama beberapa tahun. Barulah pada tahun 1971, Erau (yang kemudian populer dengan sebutan Festival Erau) ini kembali dilaksanakan atas prakarsa Bupati Kutai, Drs. H. Achmad Dahlan, yaitu dengan merangkaikan perayaan dengan hari jadi Kota Tenggarong. Oleh karena itu, setiap perayaan hari jadi Kota Tenggarong selalu dirangkaikah dengan Festival Eraii dan berbagai festival lainnya.

Pada tanggal 28 September 2003, perayaan hari jadi Kota Tenggarong ke - 221 dirangkaian dengan penyelenggaraan Festival Erau dan Zapin International Festival. Dalam Festival Erau, berbagai macam seni dan olahraga tradisional yang mereka tampilkan, di antaranya Menjamu Benua, Merangin Malam, Mendirikan Tiang Ayu, Upacara Penabalan, Pelas (Pagelaran Kesenian Keraton Kutai Kartanegara), Seluak Mudik, Mengulur Naga, dan diakhiri dengan Belimbur. Selain itu, dalam festival itu juga ditampilkan berbagai kesenian Dayak seperti Paper Maper, Kuangkay, Mumutan, Ngayau, Lemakan Balei, Uman Undad, Pasek Truit, Erau Anak ( Penhos ). Tak ketinggalan pula kesenian daerah pesisir (kesenian Melayu) seperti Tarsul dan ,Badendang. Untuk lebih meramaikan Festival Erau, biasanya diadakan penyalaan kembang api raksasa di Pulau Kumala pada malam hari. Ratusan ribu orang menyaksikan indahnya warna - warni menghiasi langit dari tepian Sungai Mahakam.

Saat ini, penyelenggaraan Festival Erau oleh masyarakat Tenggarong tidak sekedar untuk melestarikan nilai - nilai luhur bangsa Indonesia, akan tetapi juga untuk memperkenalkan potensi wisata Kutai Kartanegara. Festival Erau selalu dinanti -nanti oleh masyarakat Kutai Kartanegara setiap tahun, karena memang sudah masuk dalam kalender wisata nasional. Festival Erau ini merupakan sebuah peristiwa yang telah menjadi kebanggaan masyarakat Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pesta Erau konon berasal dari sebuah legenda cerita legenda ini mengambil latar belakang cerita di masa Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Marta Dipura (abad ke-13 M) yang berdiri di Tepian Batu atau Kutai Lama. Cerita legenda ini teipusat pada kisah seorang laki - laki bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti, seorang dari keturunan Dewa
yang memiliki wajah sangat tampan, sehat dan cerdas. Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan suku - bangsa Tenggarong Kutai. Sebagai keturunan Dewa, ia tidak boleh diperlakukan seperti halnya seorang anak manusia biasa, Oleh karena itu, sejak kecil ia dirawat dan dibesarkan dengan baik dan hati -hati oleh keluarga Petinggi Dusun Jaitan Layar. Pada waktu - waktu tertentu, keluarga Petinggi Dusun Jaitan Layar harus mengadakan upacara adat untuk Aji Batara Agung Dewa Sakti yang dikenal dengan Erau.


THE STORY BEGAN

Alkisah, di lereng sebuah gunung di daerah Kalimantan Timur terdapat sebuah dusun bernama Jaitan Layar. Di dusun itu tinggal seorang Petinggi bersama istrinya. Meski sudah menikah puluhan tahun, mereka belum dikaruniai seorang anak pun. Namun demikian, suami - istri itu tak pernah putus asa. Mereka senantiasa pergi bertapa, menjauhi kerabat dan rakyatny a untuk memohon pada Dewata agar diberi keturunan. Pada suatu malam, ketika mereka sedang tertidur nyenyak, tiba - tiba dikejutkan oleh suara gemuruh di halaman rumahnya. Malam yang semula gelap gulita tiba - tiba berubah menjadi terang benderang, kejadian itu membuat mereka sangat heran. "Pak, coba lihat apa yang terjadi di luar," kata sang istri. Dengan memberanikan diri Petinggi Dusun Jaitan Layar keluar dari rumahnya. Ia sangat terkejut melihat sebuah batu raga mas berada di halaman rumahnya. Di dalamnya terbaring seorang bayi laki - laki yang masih merah berselimutkan kain berwama emas. Tangan kanan bayi itu menggenggam sebutir telur ayam dan tangan kirinya memegang sebilah keris emas. Petinggi Dusun itu semakin terkejut ketika tiba - tiba di hadapannya berdiri tujuh dewa. Satu dari tujuh dewa itu berkata, "Berterima kasihlah kamu, karena doamu telah dikabulkan oleh para Dewa." Kemudian Dewa itu berpesan kepada Petinggi Jaitan Layar, "Ketahuilah bayi ini keturunan para Dewa di Kahyangan. Oleh karena itu kamu tidak boleh menyia - nyiakannya. Cara merawatnya berbeda dengan merawat anak manusia.

Bayi ini tidak boleh diletakkan sembarangan di atas tikar, akan tetapi selama empat puluh hari empat puluh malam harus dipangku secara bergantian oleh kaum kerabat sang Petinggi. Jika kamu ingin memandikan bayi ini, jangan menggunakan air biasa, tetapi harus dengan air yang diberi bunga - bungaan. "Dewa itu juga berpesan kepada sang Petinggi, "Jika bayi ini sudah besar tidak boleh menginjak tanah sebelum diadakan Erau.

Pada upacara Tijak Tanah (Menginjak Tanah), kaki anak ini harus diinjakkan pada kepala manusia yang masih hidup dan kepala manusia yang sudah mati. Selain itu, kaki anak ini juga harus diinjakkan pada kepala kerbau yang masih hidup dan kepala kerbau yang sudah mati. Begitu pula jika anakmu hendak mandi di sungai untuk pertama kali, hendaknya kau harus mengadakan Erau Mandi ke Tepian

sebagaimana pada upacara Tijak Tanah," Bukan main senangnya Petinggi Jaitan Layar mendapatkan anak keturunan para Dewa "Terimakasih Dewa. Ujarnya. Semuaperintah Dewa akan hamba laksanakan," kata sang Petinggi sambil menyembah. Saat itu pula. tiba - tiba ketujuh Dewa tersebut menghilang dari hadapan sang Petinggi. Bayi itu segera dibawa oleh sang Petinggi masuk ke dalam rumah, Lalu, sang Petinggi menceritakas kejadian yang bam saja ia alami kepada istrinya. Bukan main senangnya istri sang Petinggi mendengar cerita suaminya, apalac setelah ia melihat bayi itu. Ia bagaikan bulan purnama, wajahnya tampan tiada banding tubuhnya sehat, siapa pun memandangnya akan bangkit kasih sayang terhadapnya.

Beberapa saat kemudian bayi itu tiba - tiba menangis. Sepertinya bayi itu sedang kelaparan. Sang Petinggi pun menjadi bingung, karena payudara istrinya tidak dapn mengeluarkan air susu. Apalagi yang tea diharapkan dari seorang perempuan tua sepefi istrinya untuk menyusui seorang artai Akhirnya, sang Petinggi membakar dupa dan setanggi. Lalu, sambil menghambur beras kuning, ia memanjatkan doa kepada para Dewa agar memberikan karunia kepada. istrinya berupa air susu yang harum baunya. Tak lama setelah berdoa, terdengarlah suara dari Kahyangan, "Hai Nyai Jaitan Layar, usap - usaplah payudaramu dengan tangan berulang - ulang sampai terpancar air susu darinya". Mendengar perintah itu, istri Petinggi Jaitan Layar segera mengusap - usap payudaranya scbclah kanan scbanyak tiga kali. Tiba - tiba mencuratlah dengan derasnya air susu dari payudaranya yang sangat harum baunya seperti bau ambar dan kasturi. Bayi itupun mulai menyusu pada istri Petinggi. Kedua suami - istri itu sangat bahagia melihat bayi keturunan Dewa itu telah mendapatkan air susu. Setiap hari, sang Petinggi dan istrinya merawat anak mereka dengan baik.

Sesuai perintah Dewa, mereka senantiasa memandikan bayi itu dengan air yang diberi bunga - bungaan. Tiga hari tiga malam kemudian, putuslah tali pusar bayi itu. Seluruh penduduk dusun Jaitan Layar bergembira. Mereka merayakannya dengan menembakkan Meriam Sapu Jagat sebanyak tujuh kali. Empat puluh hari empat puluh malam bayi itu dipangku penduduk secara bergantian dan berhati - hati.

Sesuai petunjuk Dewa dalam mimpi Petinggi, bayi laki - laki itu diberi nama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Waktu terus berlalu. Kini Aji Batara Agung Dewa Sakti telah berumur lima tahun. Anak seusia Aji tentu sangat ingin bermain di luar rumah bersama teman - teman sebayanya. la juga ingin mandi di sungai seperti anak - anak lain, la sudah sangat bosan dan jenuh dikurung di dalam rumah. Sang Petinggi teringat dengan pesan Dewa ketika menerima anak itu. Maka ia dan istrinya bersama seluruh penduduk Dusun Jaitan Layar mempersiapkan Erau. Dalam pesta Erau itu digelar upacara Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian.

Upacara Erau berlangsung sangat meriah selama empat puluh (40) hari empat puluh (40) malam. Sesuai petunjuk Dewa, Petinggi menyembelih bermacam - macam binatang dan beberapa orang untuk diinjak kepalanya oleh Aji Batara Agung pada upacara Tijak Tanah. Dalam upacara Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian, Aji Batara Agung diarak dan kemudian kakinya dipijakkan pada kepala - kepala binatang dan manusia yang telah diselimuti kain kuning,

Kemudian Aji Batara Agung diselimuti dengan kain kuning, lalu diarak ke tepian sungai. Di tepi sungai, Aji Batara Agung dimandikan, kakinya dipijakkan pada besi dan batu. Semua penduduk Jaitan Layar kemudian turut mandi, baik wanita maupun
pria, baik orang tua maupun orang muda, Setelah selesai upacara mandi, maka khalayak mengarak kembali Aji Batara Agung ke rumah orang tuanya, lalu memberinya pakaian kebesaran. Setelah itu mereka mengarak kembali Aji Batara Agung ke halaman dengan dilindungi payung agung, diiringi dengan lagu gamelan Gajah Perwata dan bunyi meriam Sapu Jagat.

Sesaat kemudian, tiba - tiba dentuman suara guntur yang sangat dahsyat menggoncang bumi disertai dengan hujan panas turun merintik. Kejadian itu tidak berlangsung lama. Cahaya cerah kembali menerangi alam, awan di langit bergulung -gulung seakan - akan memayungi penduduk yang sedang mengadakan upacara di bumi. Penduduk Jaitan Layar kemudian menghamparkan permadani dan kasur agung, lalu membaringkan Aji Batara Agung di atasnya. Gigi Aji Batara Agung pun diasah kemudian diberi makan sirih. Selesai upacara tersebut, pesta Erau pun dimulai. Berbagai makanan dan minuman disediakan untuk penduduk. Bermacam - macam permainan diperunjukkan. Laki - laki dan perempuan menari silih berganti. Juga tidak ketinggalan diadakan adu binatang. Keramaian ini berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dengan tidakputus-putusnya.

Setelah pesta Erau selesai, semua bekas balai - balai yang digunakan dalam pesta ini dibagi - bagikan oleh Petinggi kepada penduduk yang melarat. Demikian pula, semua hiasan - hiasan rumah oleh istri Petinggi diberikan kepada penduduk. Para undangan dari berbagai negeri dan dusun, berpamitan kepada Petinggi dan Aji Batara Agung Dewa Sakti. Mereka memuji - muji Aji Batara Agung dengan berkata, "Tiada siapa pun yang dapat menyamainya, baik rupanya yang tampan maupun sikapnya yang berwibawa. Patutlah dia anak dari batara Dewa- Dewa di khayangan."

Setelah berpamitan, para undangan kembali ke negeri dan dusunnya masing -masing untuk mencari nafkah sehari - hari. Sementara itu, Aji Batara Agung Dewa Sakti makin hari makin dewasa. Ia tumbuh menjadi remaja yang gagah, tampan, cerdas dan berwibawa. Ia kelak akan menjadi Raja pertama dari kerajaan Kutai Kartanegara. Setelah mencapai usia dewasa, tibalah saatnya Aji Batara Agung Dewa Sakti diangkat menjadi raja Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Marta Dipura yang pertama (1300-1325). Saat ia diangkat menjadi raja, Erau kembali diadakan dengan meriah. Sebagai raja pertama, maka Aji Batara Agung Dewa Sakti dianggap sebagai nenek moyang raja - raja Kutai Kartanegara Ing Marta Dipura.

Setelah menjadi raja, Aji Batara Agung Dewa Sakti menikah dengan seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Karang Melenu. Konon ceritanya, Putri Karang Melenu juga merupakan titisan Dewa dari Kahyangan. Awalnya, ia adalah ulat kecil yang ditemukan oleh seorang petinggi Hulu.

Dusun di daerah kampung Melanti dekat Aliran Sungai Mahakam. Pada suatu hari, ketika Petinggi Hulu Dusun sedang membelah kayu bakar, tiba - tiba ia dikejutkan oleh seekor ulat kecil. Ulat kecil itu melingkar di belahan kayu dan memandangnya dengan mata yang sayu, seakan minta dikasihani. Dengan lembut sang Petinggi mengambil ulat itu untuk dipelihara. Waktu terus berlalu. Ulat kecil itu tumbuh semakin besar. Lama - kelamaan binatang itu berubah menjadi seekor naga yang besar. Meskipun besar dan menyeramkan, naga itu jinak dan tak pernah keluar dari rumah.

Pada suatu malam Petinggi bermimpi bertemu seorang putri yang cantik jelita. Dalam mimpinya, sang Putri berkata, "Ayah dan Bunda tidak usah takut kepada ananda, meski tubuh ananda besar dan menakutkan. Izinkanlah ananda untuk pergi dari sini. Buatkanlah ananda sebuah tangga untuk merayap ke bawah". Ketika terbangun, sang Petinggi menceritakan mimpinya kepada Istrinya, Babu Jaruma, Keesokan harinya, sang Petinggi pun sibuk membuat tangga dari kayu lampong.

Anak tangganya terbuat dari bambu yang diikat dengan akar lembiding. Selesai membuat tangga, tiba - tiba Petinggi mendengar suara sang Putri yang menemuinya dalam mimpi. "Bila ananda telah turun ke tanah, ananda minta Ayahanda dan Bunda mengikuti ananda ke mana saja ananda merayap. Ananda juga minta agar Ayahanda membakar wijen hitam serta menaburi ananda dengan beras kuning. Jika ananda merayap sampai ke sungai dan menyelam, ananda mohon Ayahanda dan Bunda mengiringi buihku."

Sang naga pun kemudian menuruni tangga, lalu merayap meninggalkan rumah,,' Sang Petinggi dan istrinya mengikuti naga itu sesuai dengan petunjuk sang Putri. Ketika sang Naga sampai di sungai , ia berenang tujuh kali berturut - turut ke hulu dan tujuh kali ke hilir. Kemudian dia berenang ke Tepian Batu. Petinggi dan istrinya mengikuti sang Naga dengan perahu. Di Tepian Batu, sang Naga berenang ke kin tiga kali dan kekanan tiga kali kemudian menyelam.

Pada saat menyelam, tiba - tiba terjadilah peristiwa yang sangat dahsyat. Air sungai pun bergolak. Angin topan bertiup dengan kencang. Hujan deras turun disertai guntur dan petir bersahut - sahutan. Perahu yang ditumpangi Petinggi dan istrinya terombang - ambing oleh gelombang air sungai. Dengan susah payah Petinggi berusaha mengayuh perahunya ke tepi. Tak lama peristiwa itu berlangsung, tiba - tiba cuaca kembali terang. Petinggi dan istrinya heran. Ke mana perginya sang Naga? Tiba -tiba mereka melihat suatu pemandangan yang menakjubkan. Air Sungai Mahakam dipenuhi dengan buih.

Warna - warni sinar pelangi menerpa buih hingga bercahaya kemilau. Petinggi dan istrinya mendekat. Mereka terkejut karena ditumpahan buih itu terdapat sebuah gong besar dan didalamnya ada sebuah benda. Entahlah, benda apa itu? Petinggi dan istrinya semakin penasaran. Petinggi bergegas mengayuh perahunya ke arah benda itu. "Lihat Pak! Sepertinya benda itu seorang bayi," sera istri Petinggi sambil menunjuk ke arah gong itu. Ternyata benar, benda di dalam gong itu adalah seorang bayi perempuan.
Kemudian mereka pun mengambil gong berisi bayi itu dan membawanya pulang. Sang Petinggi dan istrinya merawat bayi itu dengan baik seperti anak kandungnya sendiri. Mereka sangat senang sekali mendapatkan anak dari Kahyangan. Setelah genap tiga hari, putuslah tali pusar bayi itu. Sesuai perintah Dewa di dalam mimpi Petinggi, bayi perempuan itu diberi nama Putri Karang Melenu.

Waktu terus berjalan, Putri Karang Melenu tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita, baik budi, dan pintar. Setelah dewasa, Dewata pun mempertemukannya dengan Aji Batara Agung Dewa Sakti. Keduanya lalu menikah. Sang Putri pun menjadi permaisuri Raja Kutai Kartanegara Ing Marta Dipura I dan melahirkan seorang putra bernama Aji Batara Agung Paduka Nira. Demikianlah kisah perjalanan hidup Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti dengan permaisurinya Putri Karang Melenu mulai kecil hingga akhirnya mereka menikah. Sejak Aji Batara Agung Dewa Sakti menjadi Raja Kutai Kartanegara, Erau diadakan pada setiap pergantian atau penobatan raja - raja Kutai Kartanegara.

Untuk mengenang kembali peristiwa kehadiran Putri Karang Melenu, diadakan pula upacara Mengulur Naga. Upacara ini merupakan puncak acara pada Erau yang hampir setiap tahunnya diselenggarakan oleh masyarakat Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Selain Mengulur Naga, masyarakat Kutai Kartanegara mengenang Putri Karang Melenu dengan membangun sebuah gedung peitunjukan pada tahun 2003 yang diberi nama Putri Karang Melenu.






Salah satu teory berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara

Beberapa teori berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipadukan dengan fakta sejarah yang ada, maka dapat dieroleh kesimpulan bahwa ada keterkaitan antara kerajaan Kutai Kartanegara dengan Kerajaan Singasari Malang yang diperintah oleh Raja Kartanegara. Seperti dikisahkan bahwa semasa kejayaan Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Raja Kartanegara, mereka ingin mempersatukan wilayah nusantara dibawah payung kebesaran Kerajaan Singasari. Maka pada tahun 1275 dikrimlah sebuah ekspedisi "Pamalayu" yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan Melayu, Pahang (Malaysia) dan Gurun (Vietnam). Akibat terlalu banyaknya pasukan yang dikirim keluar, maka angkatan perang dalam negeri menjadi lemah.

Kesempatan ini digunakan oleh Raja Kediri bernama Jayakatwang untuk menyerang Pusat Pemerintahan Kerajaan Singasari. Dalam pertempuran yang naas itu Singasari dapat ditaklukkan dan Raja Kartanegara gugur dalam peristiwa itu, sedangkan menantunya Raden Wijaya dapat meloloskan diri beserta pengikutnya, seperti Ronggolawei Sora Nambi dan Kuti. Dengan bantuan para pengikutnya Raden Wijaya berhasil mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit dihutan Tarik, Mojokerto. Setelah mengangkat dirinya menjadi Raja, Raden Wijaya memperisteri keempat keturunan Kartanegara sekaligus.

Raden Wijaya yang telah mengangkat dirinya menjadi Raja, ingih meneruskan cita-cita mertuanya, Raja Kartanegara untuk mempersatukan wilayah nusantara dibawah payung Majapahit. Maka Raden Wijaya membuat kebijaksanaan Negara dengan istilah "Nusantara Mandate". Inti kebijaksanaan adalah mengangkat tujuh orang "Bhatara" yang ditetapkan menjadi raja-raja vassal yang tersebar luas diseluruh nusantara.

Dalam kitab Pararaton desebut-sebut salah satu dari negeri vasalh Kerajaan Majapahit di Pulau Kalimantan adalah "Tanjung Kute". Boleh jadi yang disebut Tanjung Kute adalah Kerajaan Kutai Kartanegara. Negeri Tanjung Kute diperintah oleh seorang kerabat dekat Raja Kartanegara bernama Raden Kusuma.

Kuat dugaan bahwa Raden Kusuma inilah yang menjadi Raja Pertama Kerajaan Kutai Kartanegara dengan gelar Aji Bhatara Dewa Sakti. Pertanyaan yang sulit dijawab adalah bahwa tidak ada fakta sejarah mengungkapkan bahwa Raja-raja Kutai Kartanegara merupakan keturunan Raja Majapahit. Sedangkan fakta yang masih bias diketahui adalah bahwa Raja Aji Bhatara Agung Dewa Sakti pernah pergi ke Majapahit untuk belajar adat istiadat Kerajaan. ( kutipan Gerbang Balitbangdaku ).


Sampai sekarang tidak ada yang tau asal seorang laki-laki yang bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti dan Putri Karang Melenu. Raja pertama Kutai yang ada hanya asumsi ? dan kurangya penelitian arkeologi. Dan kurangya kesadaran bangsa indonesia terhadap sejarah yg hilang dan budaya bangsanya. Dan sampai sekarang belum ditemukan reruntuhan atau peninggalan istana dari kerajaan hindu pertama di Nusantara?
..................